Sahabat Masa Kecil (2)
tantangan Hari Ke-25
#tantanganGurusiana
Bagi beberapa anak memiliki keberuntungan sejak lahir, tanpa perlu bersusah payah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena memiliki orangtua yang mampu memenuhi kebutuhannya. Sementara ada anak yang harus bekerja dalam usia yang sangat muda hanya untuk memenuhi kebutuhannya, bahkan kebutuhan keluarganya.
Sewaktu kami tinggal di komplek perumahan timah yang berdekatan dengan perkampungan penduduk, aku mengenal seorang teman bernama Nani yang tinggal di Air Kolong yaitu salah satu perkampungan disebelah komplek timah tempat tinggal kami. Aku mengenal Nani sejak pertama kali dia dan kakaknya datang ke rumahku untuk mengambil es mambo milik ibuku. Kebetulan di rumah kami ada kulkas dan ibu memanfaatkan lemari es dengan membuat es mambo untuk dijual, hasilnya menambah pemasukan keluarga. Es tersebut ada yang dititipkan di toko-toko, ada pula yang menjualnya berkeliling kampung. Salah satu yang menjual secara keliling adalah Nani beserta kakaknya yang bernama Lela.
Setiap hari sepulang sekolah, dia mengambil dan menjual es mambo yang dimasukkan kedalam termos es. Dengan kedua tangan kecilnya ia menenteng dua termos es yang berisi masing masing dua puluh lima potong es mambo. Karena seringnya dia ke rumah kami untuk mengambil es, akupun berteman dengannya. Pada waktu itu aku dan Nani sama-sama duduk di sekolah dasar. Tetapi bersekolah pada sekolah yang berbeda.
Suatu hari tanpa sepengetahuan orangtuaku, aku ikut dengan Nani berjualan es mambo. Ternyata jalan yang harus dilalui bisa berkilo-kilo. Pertama kali memang sangat melelahkan. Tetapi pada saat es yang ada di dalam termos habis, betapa bahagianya. Beberapa kali aku ikut Nani berjualan es. Kalau esnya sudah habis, kami tidak langsung pulang ke rumahku, melainkan bermain sambil menunggu ibunya Nani mencuci pakaian di pinggir sungai Air Kolong. Nani akan mandi menceburkan diri kedalam sungai Air Kolong. Aku tidak pernah mau ikut, karena takut dengan yang sering diceritakan orang-orang di sungai itu banyak penunggunya baik buaya maupun makhluk halus.
Uang upah dari berjualan es tidak lah seberapa, tapi Nani sangat rajin menyimpan uangnya. Yang kutahu dia menyimpan uangnya di dalam celengan yang ia buat dari kaleng bekas susu bubuk cap bendera. Kehidupan keluarga Nani sangat sederhana, dengan anak-anak di usia sangat muda, masih usia sekolah, masing-masing bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan membantu orangtua memenuhi kebutuhan keluarga. Aku sedikit belajar dari kehidupan temanku Nani. Akupun selalu mengajarkan kepada anak-anakku untuk selalu hidup sederhana. Aku tekankan kepada anakku walaupun penghasilanmu besar, hiduplah selalu dalam kesederhanaan.
Yang dapat kuketahui Lela kakaknya Ani bisa kuliah, sedangkan Ani hanya bersekolah sampai SMA, mungkin juga dikarenakan biaya yang tidak ada. Kalau diingat masa kecil sangatlah banyak membawa pengaruh dalam kehidupan kita saat ini. Insyaallah membawa kebaikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus bu ceritanya....sekarangpun siswa kami banyak yang seperti Nani...cuma bukan es tapi jajak pasar
Keren Bu.
Makase bu Herni
Iye pak Hendro, siswa smasa ade juak yang bejajak di sekolah. Biarkan ajak , asal ingat kan belajar.
Makase bu Gita dan bu Herni, semoga bertambah banyak point nye
Senang rase e. Yeh, mengenang waktu masih anak2. Jadi rindu ingin mengulangnya
Bagus bu cerite e kemarin vivi hari ini nani
Pengalaman sekitar taun 70 an. Banyak biak sd mawak termos ke sekula dan sejalanjalanan. Mantap
Aok pak Bas