Dwi Rostika Dharmawati

Dwi Rostika Dharmawati, Guru SMA Negeri 1 Tanjungpandan. Mengajar bidang Studi Biologi. Lahir di Tanjungpandan, 25 Januari 1964...

Selengkapnya
Navigasi Web
Payung Terbang

Payung Terbang

Tantangan hari Ke-23

#tantanganGurusiana

Aku ingin menceritakan salah satu pengalamanku ketika bersekolah di SMP yang masih sering kuingat. Ketika itu aku bersekolah di SMP UPTBel. Sekolah ini adalah milik Perusahaan Timah, yang waktu itu bernama PT. Tambang Timah. Pelajar yang bersekolah di situ umumnya adalah anak dari orangtuanya yang bekerja di PT. Tambang Timah. Sekarang SMP UPT Bel sudah tidak ada semenjak restrukturisasi perusahaan akibat dari krisis industri timah dunia. Maka perusahaan melepas asetnya kepada negara. Begitu pula dengan SMP UPT Bel sekarang menjadi SMP Negeri 6 Tanjungpandan, Belitung.

Pada saat itu aku tinggal dengan orangtuaku dan saudara-saudaraku di Komplek Timah Tanjungpendam, karena orangtua kami bekerja di PT Tambang Timah maka beliau mendapatkan fasilitas rumah. Jarak rumahku dengan sekolah lebih kurang 3,5 km. Pergi ke sekolah aku mengendarai sepeda. Bukan orangtua tidak mau mengantar ke Sekolah, tetapi kami sudah diajarkan untuk mandiri. Lagi pula hampir semua teman menggunakan sepeda pergi dan pulang sekolah. Ketika itu sepeda motor masih sangat sedikit dan mobil yang ada sebagian besar miliki PT Tambang Timah, yang dipinjamkan kepada karyawannya. Jalananpun jauh dari kata ramai.

Setiap pagi terlebih dahulu aku menjemput temanku yang bernama Herawati. Karena rumah Herawati aku lewati, sehingga sekalian kami bisa pergi ke sekolah berbarengan. Pada suatu pagi hujan turun lumayan lebat. Tetapi tidak menyurutkan niat kami untuk ke sekolah. Padahal ayah sudah menawarkan untuk mengantar, Aku gunakan payung untuk melindungi diri dari hujan. Aku jemput temanku Hera. Sampai dirumah Hera, ayahnya juga menawarkan untuk mengantar kami ke sekolah, tetapi kami tolak.

Berangkatlah aku dan Hera dengan sepeda masing-masing sambil memegang payung. Semula kami bersepeda dengan berpayung aman-aman saja. Sampai kami harus melewati turunan “Kik Dagul” yang cukup curam saat itu. Karena cukup curam maka laju sepedapun jadi bertambah deras. Disinilah tiba-tiba membuatku kaget. Payung yang dipegang Hera terangkat karena terbawa angin, akibatnya Hera hilang keseimbangannya. Sepedanya meluncur tak terkendali dan berhenti bersama Hera di dalam selokan pinggir jalan. Akupun sigap menghentikan sepedaku dan membantu Hera bangun dan mengangkat sepedanya.

Apa yang terjadi pada Hera ? Tentu bajunya jadi kotor dan bukan itu saja, roknya sobek lumayan besar. Beruntung lukanya tidak parah, hanya ada goresan-goresan kecil. Ada beberapa orang yang membatu kami. Kami disarankan untuk pulang. Karena sepedanya juga tidak rusak dan Hera masih bisa berjalan, kami putuskan untuk pulang ke rumah. Seluruh pakaian kami basah kuyup. Walaupun kami sudah mendapat musibah pagi itu, tak menyurutkan niat kami untuk kembali ke sekolah. Setelah berganti pakaian sekolah kami kembali berangkat ke sekolah diantar oleh ayahnya Hera. Hari itu kami hadir di sekolah sedikit terlambat, karena diantar ayah Hera, beliau yang menjelaskan mengapa kami sampai terlambat.

Kalau ingat peristiwa itu, aku dan Hera sering tertawa. Pengalaman yang sampai hari ini tidak pernah terlupakan. Hanya sayangnya aku putus komunikasi dengan Hera sejak kami tamat SMP. Aku melanjutkan SMA di Bandung, sedangkan Hera katanya melanjutkan SMA di Jateng. Sarana komunikasi masa itu masih minim belum ada gawai, yang ada hanya telpon rumah dan telpon umum atau dengan surat menyurat.

Mudah-mudahan Allah masih mempertemukan aku dengan teman baikku semasa SMP yang bernama Herawati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Demane buk Hera skrg buk

10 Feb
Balas

Itulah dak dapat kabar bu Ilfa. Katenye ce di Tegal atau Semarang. Nenek die emang asli jateng. Jadi tamat smp die sma di tempat nenek e

10 Feb

Ooo jateng oke buk

16 Feb

Benar Pak Basri, banyak cerita barik e yg kite ingat2 lg sbg bahan tulisan.

10 Feb
Balas

Ape agik seumuran ibu ini bu Hermi, banayk cerite yang dak ade di jaman anak-anak kite sekarang ne

07 Mar

Keren. Betul buk, banyak kenangan manis saat kita kanal kanal dan remaja untuk bahan tulisan. Semangat ttt

10 Feb
Balas

iye bu marni

07 Mar

Mudahmudahan ya bu dapat bertemu kawan lama

10 Feb
Balas

Aamiin ...isyaallah bu

10 Feb

Makase untuk koment kawankawan semue. Terus srmanhat yee

10 Feb
Balas

Untung payung ibu endak terbang juak

10 Feb
Balas

Iye soalnye la tahu teknik megangnye

12 Feb

Seru juak cerite kejayaan timah dulu e

10 Feb
Balas

aok ne bu git

07 Mar

Cerita lama terdokumentasikan karena ada tantangan menulis. Lanjutkan

10 Feb
Balas

Makase pak. Siap lanjutkan

12 Feb



search

New Post